Koalisi Partai Politik; Siapa peduli??
Para elit partai politik bak artis yang sedang sibuk mengatur jam tayang dan sibuk untuk mencari peran yang mungkin di tawarkan oleh sutradara (partai besar : red). Mereka silih berganti saling mengunjungi elit masing-masing partai dan semuanya mengatakan bahwa itu adalah komunikasi politik yang wajar untuk dilakukan sesama partai politik. Dalam konteks tersebut benar bahwa komunikasi politik adalah satu hal yang sangat dan wajib untuk dilakukan atau bisa dibilang urgent karena dengan komunikasi politik yang dibangun antara satu dan dua parpol atau lebih sangat menunjang untuk kemudian partai politik bisa menjajaki koalisi satu sama lain diantara mereka. Tetapi kemudian masalahnya adalah di tengah menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, lalu pertanyaan penting yang patut di pertanyakan adalah, “koalisi Parpol; siapa peduli?” dan pertanyaan lain adalah “untuk siapakah koalisi tersebut?”
Pertanyaan ini mungkin wajib untuk diamati oleh partai politik, mengingat saat ini partai suara terbanyak itu hanya mencapai sekitar 21, xx % artinya adalah tidak ada partai pemenang pemilu karena dibawah 51% yang merupakan batas dimana partai mendapat legitimasi kuat di mata rakyat. Dan yang lebih memperjelas makna dari pertanyaan itu adalah adanya kongres golput yang digelar oleh Sri Bintang Pamungkas, dengan kata lain adalah masih banyak masyarakat yang tidak menaruh harapan terhadap partai-partai yang saat ini masuk kedalam batas 2,5% yang telah diatur oleh UU pemilu.
Koalisi saat ini mungkin terbilang sebagai siaran TV yang paling dicari oleh para penikmat berita terutama yang gemar dan hoby tentang politik. Tapi bagi yang sekedar iseng-iseng saja mungkin mereka akan mengatakan kalau berita seperti itu membosankan. Tapi memang unik apa yang terjadi di Negara kita saat ini, mulai dari kisruh pemilu legislative, “diculiknya” manohara oleh kerajaan Malaysia, adanya pembunuhan Nasrudin yang menyeret ketua KPK Antasari Azhar dan kemudian melambungkan nama seorang perempuan 22 tahun, yaitu Rani Juliani yang disebut-sebut sebagai saksi kunci yang sampai saat ini entah hilang kemana, sampai dengan bocah 4 tahun yang terkena air bakso dari gerobak ibunya yang jatuh saat akan ditangkap satpol PP.
Semua itu memang dinamika kehidupan yang sedang terjadi saat ini di Negara kita ini, tetapi tentu dinamika yang masih dan akan terus berlanjut adalah dinamika koalisi partai politik yang sekarang banyak yang tidak menduga-duga manuver parpol yang masuk kedalam peserta pilpres 8 juni mendatang. Dimulai dari manuver partai Golkar yang meninggalkan Partai Demokrat yang kemudian merapat ke PDIP, Gerindra, Hanura dan PPP dan kemudian Golkar menggagas terbentuknya Koalisi Besar Parlemen yang merupakan alternative koalisi setelah tidak memungkinkannya mereka melakukan Koalisi untuk Pilpres.
Tetapi beberapa hari kemudian setelah penandatanganan Koalisi Besar dilakukan, JK dan Wiranto mengatakan bahwa mereka akan maju sebagai pasangan Capres dan Cawapres, mungkin manuver yang dilakukan oleh JK diluar dugaan banyak pengamat dan simpatisan partai bahkan para kader golkar sendiri pun banyak yang kebingungan dan tidak setuju terhadap duet ini. Tapi Golkar mengatakan bahwa golkar adalah partai yang demokratis dan semua itu adalah dinamika politik.
Dan kali ini SBY pun membuat manuver yang membuat sebagian masyarakat mengerutkan dahinya, sambil bertanya dalam hati “ga salah milih Boediono??”. Mungkin wajar jika banyak yang bertanya-tanya seperti ini, pasalnya Boediono bukanlah orang politik tapi dia adalah seorang professional yang bergelut dengan dunia ekonomi sesuai dengan latar belakang pendidikannya yang merupakan lulusan dari fakultas ekonomi Australia dan Amerika.
Boediono juga dikenal sebagai sosok pendiam namun cerdas, pria yang condong kearah Neo-Liberal dalam program ekonominya ini dituntut untuk mampu menjadi cawapres dari SBY, sesuatu yang berbeda jauh dengan keahliannya.Dan SBY pun seperti seseorang kandidat yang sedang diatas angin sangat tidak memperhatikan mitra koalisinya, PKS, PPP, PKB dan PAN merupakan partai yang dari awal ingin berkoalisi dan sudah percaya diri dengan kader2nya agar dipilih oleh SBY tapi ternyata yang terpilih adalah Boediono, dan tidak salah jika kemudian partai mitra koalisi Demokrat ini “berang” dengan sikap dan pilihan SBY yang tidak di musyawarahkan.
Bahkan Anis Matta salah satu Wakil Ketua DPP PKS mengatakan bahwa “tidak ada hak preogratif dari SBY untuk memilih cawapres sendirian karena dia atau Demokrat sedang berkoalisi dengan kami, kecuali jika dia terpilih sebagai Presiden kembali, sebelum dia terpilih maka dia sama dengan kita”. Pernyataan Anis Matta ini seharusnya membuat kubu SBY dan Demokrat bisa mengendurkan sedikit sikap egoism, takabur dan sombongnya karena ini bisa saja membuat popularitas SBY langsung merosot walaupun saat ini SBY dan Demokratnya berada diatas angin.
Continue.....
Sumber Image : www.eramuslim.com
10 komentar:
Politik itu seperti pisau tajam bermata dua. Suatu ketika seseorang menjadi teman, dan kadang dia jadi lawan. Inilah yang terus terjadi dan menjadi dinamika politik di negeri ini.
Seperti yang anda katakan, "Koalisi partai politik, siapa peduli?!!"
Barangkali, "Partai Golput" kembali berjaya, hehehee...
iya. memangnya siapa yang peduli dengan koalisi, yang kita tahu adalah bagaimana kita bisa makan tiap har dan rasa aman dalam hati
biasa.. yg lg di atas angin suka lupa diri.
pusing deh sob jika membahs tentang politik, yang anehnya dulunya temen bisa jadi lwan, bener benr memusingkan,tulisan yang mantap sob, asik bacanya, emang siapa peduli y sob dengan politik, haha....
semnagat trus sob, hidup blogwalking, ciptakan indonesia melek internet...
SBY kayaknya emang agak berani juga ngegandeng budiono.. ^^' sayang banget SBY-JK pisah.. padahal duet maut tuh..
kalo menurut saya SBY melakukan langkah yang tepat jg dg menggandeng Boediono sebagai pasanganya.....sebab kan dia mencari wakil....bukan orang lain yang ingin bersaing sbg orang no 1 di pucuk pimpinan!?!?!
yang namanya politik,
kawan bisa jadi lawan, lawan bisa jadi kawan
koalisi = cari aman
Semua hanya sibuk mengurusi urusannya sendiri !!
Semua hanya sibuk mengurusi urusannya sendiri !!
Post a Comment