gdpermana' blog

"The Simple Blog..."

1:33 AM

Global Warming, Kemana Hujan??

Diposkan oleh Admin

Pantas kah saya bertanya seperti itu???

Memasuki Bulan september seharusnya di beberapa daerah di Indonesia sudah mengalami musim penghujan karena memang seperti itu periodik Musim di Indonesia, kita selalu menganalogikan bahwa bulan yang berakhiran “ber” itu adalah musim hujan, seperti “september, oktober, november dan seterusnya sampai bulan Maret kira-kira, tapi tahun demi tahun kebiasaan musim itu telah berubah, tahun ini 2009 di beberapa daerah masih belum tersentuh oleh air hujan, seperti di daerah saya Banten, khususnya Serang, setiap hari cuaca semakin panas padahal seharusnya sudah memasuki musim hujan.

Kita patut bertanya dan wajar jika merasa was-was terhadap perkembangan yang terjadi tahun demi tahun, cuaca semakin tidak terkendali dan kita bangsa Indonesia yang belum beranjak maju harus ikut menanggung beban Pemanasan Global yang terjadi yang disebabkan oleh Negara-negara maju, tetapi menurut beberapa para ahli, kita juga ikut menyumbang untuk mempercepat pemanasan global, diantaranya seperti penebangan hutan, cara menanam padi yang salah dan lain sebagainya.

Pemanasan Global memang kata yang sering disebut-sebut di seluruh dunia, sampai beberapa waktu yang lalu di Bali diadakan pertemuan untuk membahas isu Global Warming “Climate Change”. Sebenaranya apa arti dari pemanasan global itu sendiri? Apa tiba-tiba dunia memanas atau seperti apa? Dan yang paling mengerikan adalah kulit manusia tidak sanggup menahan panasnya matahari yang sangat dikarenakan menipisnya lapisan ozon serta tenggelamnya 2.000 pulau-pulau….


Menurut beberapa para ahli Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Sementara di Indonesia sendiri pemansan global berdampak pada perubahan iklim khususnya di negara kita sungguh memiliki dampak yang sangat serius. IPCC menyatakan bahwa kenaikan suhu Bumi periode 1990 – 2005 antara 0.15 – 0.13 derajat Celcius, jika kondisi ini dibiarkan maka diprediksikan periode 2050 – 2070 suhu Bumi akan naik pada kisaran 4,2 derajat Celcius. Padahal Emil Salim bilang jika naik 2 derajat Celcius saja maka kehidupan di Bumi akan bubar.

Lebih lanjut lagi ancaman serius bagi kota-kota pesisir seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya misalnya. Akan banyak wilayah pesisir perkotaan akan terendam dan akan terjadi pergeseran wilayah pantai. Karena setiap kenaikan 10 cm air laut akan menggenangi 10 meter persegi wilayah pesisir. Hal ini tentu akan berimplikasi pada akibat sosial ekonomi masyarakat.

Hal lain adalah soal ketahanan pangan. Saat ini saja misal di Pulau Jawa, Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Jawa Barat. DAS Citarum dengan luas wilayah 6.080 km2 dan dengan panjang sungai 269 km nyatanya tidak memberikan kontribusi baik untuk mengairi areal persawahan. Maklum sepanjang DAS Citarum ada 11 juta jiwa bermukim dan 10.000 perusahaan yang memanfaatkan Citarum. Akibatnya terlihat produktifitas padi Tahun 2005 adalah 9.787.217 ton menjadi 9.418.572 ton pada Tahun 2006. Jadi ada penurunan sebesar 368.645 ton padi.

Hal serupa juga sama dengan DAS Brantas di Jawa Timur. Tahun 2006 produksi padi sebesar 9.346.947 ton menjadi 9.126.356 ton pada Tahun 2007. Ada penurunan sebesar 220.519 ton. Dan di Jawa Tengah juga sama dari 8.729.291 ton (2006) menjadi 8.378.854 ton (2007), penurunan sebesar 350.436 ton.

Jika sudah seperti itu kita bukan lagi menyalahkan siapa yang pantas untuk bertanggung jawab terhadap fenomena ala mini, sekarang saat nya kita sebagai warga dunia ikut bersama untuk menyelamatkan bumi kita yang semakin tua, yang sudah keropos dimana-dimana terbukti dengan seringnya gempa dan bencana lainnya, mari kita jaga bumi ini agar kelak bumi ini masih layak untuk di huni oleh anak cucu kita nantinya kecuali jika memang yang Maha Kuasa sudah berkehendak berbeda.


beberapa data dari : http://theowordpower.wordpress.com dan wikipedia.com

22 komentar:

Robi said...

didaerah banyuwangi dalam beberapa bulan ini cuma turun hujan dua hari malah mas.....di jalan rasanya juga terasa di panggang

Ica said...

iya nih, saya juga mau nanya yang sama, masalahnya kemarin pas masuk bulan oktober dah ada hujan, sampai keluarga mau adakan acara takut pas hari H-nya hujan, eh malah nggak hujan2 sampai sekarang..
Patut diwaspadai.....!!

narti said...

yg disebabkan oleh negara2 maju apa ya? lugu mode on....

sda said...

begitu ya keadaan disana?
menanti hujan sambil berdoa dan sholat minta hujan, semoga Allah mengabulkan. Aminnn.

blog penghasil uang said...

Bener mas , ni lagi sulit ujan :( eh kalo gempa sering itu ada pengaruh global warming gak ya ??? padahal kan dulu kita jarang kena gempa, kok sekarang kayae jadi rutinitas ya

lusi said...

Good one :)

Admin said...

ternyata, daerah lain juga emang sama ya lagi susah hujan...

blogpenghasiluang@ emang sedang periodenya gempa, itu kan periode ratusan tahun, jadi ya emang harus terbiasa dengan gempa.. sedih juga kalo tau indonesia terbentuk dari dua lempeng besar bumi..

mbak narti bisa aja..hehe

taris said...

Global warming itu sih menurut saya sudah siklus alam...nggak bisa diubah, sesuai dengan pertumbuhan dan perkekmbangan peradaban.

secangkir teh dan sekerat roti said...

jogja mestinya udah ujan, tapi kok belum ya..?

danuakbar.com said...

stop global warming..
ayo kita cegah sebelum semua terlambat!

asep-bogor said...

Waaah kalau di bogor global warming ga ngefek bos..tiap hari hujan terus. alhamdulillah orang2nya masih banyak yang beriman.

gdpermana said...

kalo untuk daerah tinggi sih iya, disini juga di pandeglang hujan mulu...

NURA said...

salam sobat
glogal warming atau ngga,,,
disaya sana jarang hujan,,bisa2 setahun hujan 2 hari saja.

lusi said...

Good one :)

jhonson blog said...

yaa mau gmn lagi,wong negara maju seperti amerika china dll susah di ajak kompromi...selalu aza dengan alasan kepentingan ekonomi.yahh terimalah kalau jarang ujan dan sekaligus makin lama es di kutub makin cairr daratan makin sempit...

rumah blogger said...

bannernya udah saya pasang mas, pasang juga yaa

sabirinnet said...

IKUTAN TUKERAN LINK BANNERNYA, MAAF BARU IJIN NICH, SOALNYA LAGI BENAH2 RUMAH JADI LANGSUNG TA PASANG AJA..BACKLINK JUGA YAA

lina@happy family said...

Global warming itu masalah bersama warga dunia yang harus ditangani bersama seluruh negara dunia, tapi sampai sekarang belum terjalin kekompakan karena ada masih adanya konflik kepentingan...
Kalo dibiarin, banyak pulau2 di Indonesia akan tenggelam.

RagieL said...

Ayo jaga dan lindungi Bumi kita. Kerja Keras Adalah Energi Kita. Mari Mengembalikan Jati Diri Bangsa

Saung Web said...

Bener tuh.. ini masalah dunia.. semoga aja semua negara di dunia ini akan lebih kompak lagi dalam menyikapinya

Andie said...

alhamdulillah, di Pekanbaru hampir tiap hari hujan gan. siangnya juga mendung2 asik gitu. heheheh.

ada yang baru di tempatku gan, mampir yaaa :D

Mengembalikan Jati Diri Bangsa said...

alhamdulillah sekarang dah hujan, ayo jaga alam kita. . | Mbah Gendeng | Mengembalikan Jati Diri Bangsa |